. MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI

Minggu, 07 Februari 2016

Kiat Agar Tetap Istiqomah

Disampaikan oleh Ust wijiati, S.TP Pada tausiah Morning 28/01/2016

Sekolah dasar islam terpadu Qurota ayun Ponorogo adalah sekolah yang dikelola secara apik dengan sistem full day school. Sekolah ini memakai multi metode dalam pembelajarannya sehingga anak tetap merasa nyaman walau seharian disekolah. |Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|SDIT Qurrota a'yun ponorogo|Sekolah masa depan|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah mutu Ponorogo|Sekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah PrestasiSekolah Prestasi
Ustdzh Wijiati, S.TP
Kepala  SDIT Qurrota A'yun Po
Seorang sahabat kami tercinta, dulunya adalah orang yang menuntun kami untuk mengenal ajaran islam yang haq (yang benar). Awalnya, ia begitu gigih menjalankan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun selalu memberikan wejangan dan memberikan beberapa bacaan tentang Islam kepada kami. Namun beberapa tahun kemudian, kami melihatnya begitu berubah. Ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah suatu yang wajib bagi seorang pria, lambat laun menjadi pudar dari dirinya. Ajaran tersebut tertanggal satu demi satu. Dan setelah lepas dari dunia kampus, kabarnya pun sudah semakin tidak jelas. Kami hanya berdo’a semoga sahabat kami ini diberi petunjuk oleh Allah.
Berlatar belakang inilah, kami menyusun risalah ini. Dengan tujuan agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal. Semoga bermanfaat.


Keutamaan Orang yang Bisa Terus Istiqomah
Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.1 Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah 
Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ 
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:
[1] Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,
[2] Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,
[3] Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi.
2 Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.
Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput3 “Janganlah takut dan janganlah bersedih”.
Mujahid, ‘Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan.
 4
Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo’a, “
Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah(Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”5
Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamahmaka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14).
Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ – قَالَ « قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ ». 
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.”6 Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”7


Pasti Ada Kekurangan dalam Istiqomah
Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).
Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).”8 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar