|
Ustadzah Anindita D.R |
Tausiyah disampaikan pada 3 Maret 2016
Assalamu’alaikum
wr wb.
Alhamdulillahirobbil’alaamiin.
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul di sini di majelis kamis
rutin kita dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu dan berbagi ilmu bersama-sama
dalam kadaan sehat wal afiat tanpa kurang suatu apapun. Mudah-mudahan skegiatan
rutin kita ini membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa,
dan pengangkat derajat di hadapan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal’alaamiin.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, uswah khasanah
kita, suri teladan kita, Nabi Muhammad Saw., beserta kepada keluarganya dan
sahabatnya, karena dengan kehadiran Beliaulah kita bisa berhijrah dari masa
kejahiliyyahan ke cahaya Islam. Dan tak pernah kita berhenti berdoa dan
berharap, semoga kita termasuk pada ummatnya yang akan mendapatkan syafaat di
yaumul akhir nanti. Aamiin Ya Rabbal’alaamiin.
Pada
tausiah kamis pagi hari ini saya ingin berbagi dengan ustadz/ah sekalian
tentang syukur.
Ustadz/ah...sudahkah
kita bersyukur hari ini?
Mari
coba kita tanyakan pada hati kita masing-masing, sudahkah kita bersyukur hari
ini? Dan kapankah terakhir kita berucap syukur atas nikmat yang Allah berikan
kepada kita?
Marilah
kita beristighfar ustadz/ah...Astaghfirullahal’adziim...3x
Sungguh
saat ini keluh kesah menjadi sebuah kebiasaan ummat muslim saat ini. Berkeluh
kesah padahal kita sudah diberi kesempurnaan secara fisik, berkeluh kesah
padahal kita sudah diberi pekerjaan yang insya Allah berkah, berkeluh kesah,
berkeluh kesah, dan terus berkeluh kesah dengan semua alasan pembenaran pada
diri kita sendiri.
Begitu
banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita, tapi kenapa kita harus
berkonsentrasi pada apa yang tidak kita punya?
Hari
Selasa dan Rabu tanggal 1
dan 2 Maret 2016 kemarin, kita mengadakan kunjungan ke
panti sosial dan sekolah luar biasa. Apa hikmahnya??? Semua itu membuka mata
kita ustadz/ah...ternyata masih banyak yang tidak seberuntung kita. Para kakek
dan nenek di sana tidak bisa berkumpul dengan keluarganya sebagaimana kita
ketika pulang ada suami, anak, ayah, dan ibu. Para ananda yang ada di SLB
selalu merasa sunyi dengan kekurangan mereka dalam mendengar, tetapi kita bisa
mendengar dengan jelas suara hiruk pikuk dunia ini.
Rasulullah
SAW bersabda:
“Lihatlah
orang yang dibawah kalian dan janganlah kalian melihat orang diatas
kalian.karena sesungguhnya itu lebih pantas ,agar kalian tidak memandang rendah
atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian (HR Bukhari)"
Ya,
karena dengan melihat ke bawah kita bisa tahu bahwa apa yang kita punya saat
ini ternyata jauh lebih banyak dari apa yang mereka tidak punya. Jika kita
melihat ke atas maka kita hanya bisa merasa kekurangan, kekurangan, dan
kekurangan.
Contoh
: Melihat teman punya HP baru...(duh...HP baru lagi, aku kapan???), teman punya
motor baru dengan model terbaru... (duh...HP baru lagi, aku kapan???)
Kenapa
kita harus terfokus pada apa yang tidak kita punya jika yang kita punyai saat
ini sudah jauh lebih banyak dari pada yang kita harapkan.
Lupakah
kita pada Firman Allah pada surat Ibrahim:7 yang artinya
"Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim:&).
Sungguh
dahsyat nya keutamaan bersyukur jika kita renungi bersama bahwa sesungguhnya
bersyukur akan membawa kita kepada Ridho-Nya. Dengan bersyukur hati kita akan
menjadi lapang dan bahagia. Betapa tidak,jika kita renungi bersama begitu
banyak diantara kita sering mengeluh dan mengingkari nikmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Biasanya kita melihat orang lain diatas kita,sehingga
kita tidak bersyukur kepada keadaan kita sekarang. Apa yang ada jarang di
syukuri dan apa yang tiada sering kita risaukan. Maka marilah kta syukuri apa
yang ada pada diri kita sekarang niscahya Allah akan menambahkan kenikmatan
kepada kita ,seperti yang termaktub dalam Surat Ibrahim:7
Lalu
bagaimana cara kita bersyukur? Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur
kepada Allah.
Pertama,
bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias hati nurani selalu benar dan
jujur.
Kedua,
bersyukur dengan ucapan.Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita
kepada Allah adalah Hamdalah.
Ketiga,
bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh
Adapun
manfaat bersyukur yang dapat kita peroleh adalah sebagai berikut:
1. Allah
akan menambahkan nikmat seorang hamba nya yang bersyukur
2.
Jauh dari sifat
ingkar terhadap nikmat Allah
3.
Allah akan
selalu mengingat kepada orang yang senantiasa bersyukur
4.
Membuat hati
kita menjadi lapang dada dan bahagia
5.
Terhindar dari
azab Allah yang begitu pedih yang disebabkan karena tidak bersyukur.
6. Membuang
energi negatif di dalam diri kita dan dengan izin Allah menggantikannya dengan
energi positif di dalam diri kita.sehingga segala perasaan buruk, penyakit hati
seperti marah, dengki, kecewa, dendam yang tersimpan di dalam diri kita akan
ter-eliminasi.
Dan
masih banyak lagi dahsyatnya keutamaan bersyukur yang luar biasa manfaat nya
bagi diri kita,oleh karena itu,marilah bersama-sama kita bersyukur kepada Allah
SWT agar diberikan jalan yang terbaik bagi kehidupan kita.
Sudah
saatnya kita mengakhiri semua keluh kesah ini, membuka kembali rasa syukur itu
dan berazzam (tekat) untuk terus dan terus bersyukur dengan apa yang kita
miliki, baik itu dengan lisan juga perbuatan..
Teringat
sebuah senandung yang sebenarnya saya tidak begitu tahu,
Syukuri
apa yang ada…
Hidup
adalah anugerah…
Selamat
bermujahadah wahai saudaraku, ustadz/ah semua. Allah mencintai orang-orang yang
bersyukur..
Allahu
‘alam Bish-showab....