Studi Alam Desa 2016 desa Nglayang Jenangan Ponorogo |
Negara
agraris bernama Indonesia memang sangat
kaya akan keanekaragaman hayatinya. pemandangannya yang sangat
memesona menambah daya tarik tersendiri bagi masyarakatnya. Hal
tersebut membuat kita sebagai bangsanya berkewajiban menjaga dan
melestarikannya demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.
Berjalan di Pematang sawah sungguh menyenangkan. |
Adalah
SDIT Qurrota
A'yun Ponorogo
Sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan multi metode. Kali ini,
sekolah ini mengajak para siswanya berkunjung langsung ke pedesaan
guna melihat potensi kekayaan yang sangat menopang perekonomian
masyarakat dalam rangkaian agenda "STUDI ALAM DESA 2016". Para siswa khususnya kelas 4 ditunjukkan kondidi riil
dari pelajarannya di sekolah dengan lingkungan yang sebenarnya.
Meski
banyak siswa-siswi yang berasal dari desa, tapi banyak diantara 140 siswa ini mengaku sangat
jarang-bahkan tidak pernah ke area persawahan. Parekatis saja, mereka
sangat senang dan merasa terkesan dengan kegiatan ini. Mereka asyik
bermain di kanal sungai irigasi bersama dengan teman-temannya.
antusias: para siswa mendengarkan penjelasan dari Bapak Diatmoko Ketua Kelompok Tani |
Dari
lingkungan sekitar, mereka belajar langsung dari narasumbernya. Dukuh
Detegan Tumpangrejo
Nglayang Jenangan
Ponorogo ini memiliki berbagai lapangan
kerja dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Seperti
pertanian, perkebunan, dan perikanan. Bahkan diantaranya menjadi
salah satu percontohan dibidang penanaman padi pola tebar yang
dinilai memiliki banyak keunggulan.
Pak Dasuki Pemilik Budidaya Ikan Sedang menjelaskan cara pembuatan pakan |
Pada sesi pertama, anak-anak yang ceria ini diajak
mengenal budidaya ikan lele milik bapak
Dasuki. Mereka diperlihatkan pengolahan pakan ikan menggunakan
mesin bertenaga disel, budidaya ikan lele
dari mulai pemijahan hingga budidayanya. Mereka
sangat senang sekali diajak memberi makan ikan yang jumlahnya ribuan
dalam satu kolam. Ditambah lagi melihat lele indukan yang besarnya
mencapai 3 Kg per ekornya.
Di
lokasi pertama ini pula para siswa diperlihatkan pemanfaatan
pekarangan rumah sebahai tumpang sari budidaya iakan. Yaitu penanaman
buah klengkeng, buah naga dan beberapa varian lainnya.
Teliti: Tampak anak sedang menghitung anakan padi |
Murid-murid
ini diajak pula mengenal pola tanam padi. Yaitu pola tanam tebar yang
berada di desa nglayang jenangan kabupaten ponorogo. Mereka di
perkenalkan keunggulan pola tanam ini dan keuntungan yang didapat.
Mereka tampak antusias mendengarkan penjelasan pak
Diatmoko ketua kelompok tani desa Nglayang.
Tak
kalah menarik, mereka diberi kesempatan untuk membuktikan keunggulan
pola tanam ini dengan menghitung jumlah anak padi di lahan
persawahan. Perbedaan jumlah yang sangat
signifikan, padi dengan pola tanam tebar memiliki anakakn padi
berkisan 50an anakan. Sedangkan yang dengan tanam “tandur”
berkisar 30an anakan.
Tak kalah berkesan adalah ketika lelah letih mereka menyusuri pematang sawah, sarapan datang menghampiri, dengan lauk ikan lele goreng hasil budidaya masyarakat sekitar. Mereka nikmati dengan lahap di tengah area persawahan yang hijau membentang dihadapan. Di belai sumilir angin pedesaan yang sejuk dan damai.
Semoga
pengalaman yang anak-anak dapat pada kunjungan kali ini berkesan
untuk ananda untuk masa depan mereka. Bisa menjaga dan melestarikan
negeri agraris nan subur gemah ripah loh jinawi toto titi tentren
karto raharjo bernama Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar