. MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI

Rabu, 02 Maret 2016

Makna Murid Dalam Islam

Sdit qurrota ayun|qurrota ayun|ponorogo|sekolah mutu|sekolah juara|terdepan dalam prestasi|semua bisa|bagus|kota reyog|guru perubahan|Sekolah Sukses|kuttab al-furqon|hafidz quran Ponorogo|pondok tahfidz ponorogo|Gontor|qurrota a'yun|sdit qurrota a'yun|kab. ponorogo|Ponorogo|pemerintah kabupaten ponorogo|pemerintah kab. ponorogo|pemerintah kab ponorogo|kanal ponorogo|wisata ponorogo|kuliner ponorogo|sejarah ponorogo|reyog ponorogo|reyok ponorogo|berita ponorogo|semua tentang ponorogo|kec. ponorogo|kec ponorogo|sekolah ponorogo|sekolah favorit|qurrota ayun ponorogo|qurrota a'yun ponorogo|mendirikan sekolah mutu|mendirikan sekolah maju|sekolah maju ponorogo|ciri sekolah berkualitas|sekolah nu|sekolah muhammadiyah|anak hebat ponorogo|tausiyah|kegiatan sekolah|kurikulum sekolah|agenda sekolah|kesiswaan|guru muda|mipa|seni|panahan|prestasi ponorogo|prestasi sekolah|prestasi kita|humas ponorogo|bupati ponorogo|lantai 8 ponorogo|singa ponorogo|daerah ponorogo|wisata ponorogo|anak warok|warok|ngebel ponorogo|wisata ponorogo|full day school|full day school ponorogo|lukis ponorogo|karate ponorogo|super ponorogo|wow ponorogo|seni reyog ponorogo|seni reyok ponorogo|sdit qurrota a'yun ponorogo|sdit qurrota ayun ponorogo|darut taqwa Ponorogo|darut takwa|Kabar santri|
Ust. Sri Wiyanti, S.Pd
Murid dalam pandangan islam adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangannya. Pengertian ini berdasarkan atas tujuan pendidikan islam yaitu, manusia sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnnya.
Dalam pendididkan islam, murid dipandang sebagai fisik yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini mengandung makna bahwa untuk mengembangkan dan menumbuhkan murid  tersebut harus sesuai dengan karakteristiknya yang dapat mengantarkan murid tersebut menjadi manusia yang matang baik secara fisik maupun psikologisnya. Karakteristik (menurut Abu Dinata dan Fauzan) tentunya memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa. Hal ini dapat dipahami dari kebutuhan – kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap orang yang baru lahir. Hal ini senada dengan firman Allah Ta’ala dalam Al- Qur’an Surat An Nahl ayat 78 yang artinya :   “ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, Penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur “. Berdasarkan Ayat diatas bahwa murid mempunyai karakteristik :
1.      Murid menjadikan Allah sebagai motivator utama dalam menuntut ilmu.
2.      Senantiasa mendalami pelajaran secara maksimal, yang ditunjang denagan pesiapan dan kesiapan mental, ekonomi fisik dan psikis
3.      Senantiasa mengadakan perjalanan (rihlah; comparative study) dan melakukan riset dalam rangka menuntut ilmu karena ilmu itu tidak hanya terdapat dalam satu majlis, tetapi dapat dilakukan di tempat dan majlis-majlis lain
4.      Memiliki tanggung jawab
5.      Ilmu yang dimilikinya dapat dimanfaatkan.

Berberapa aspek anak didik yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Aspek pedagogis,Yaitu memandang murid sebagai makhluk yang bisa di didik.
2.    Aspek sosiologis,Yaitu memandang murid sebagai makhluk yang mempunyai insting untuk hidup bermasyarakat.
3.    Aspek tauhid, Yaitu memandang murid sebagai makhluk berketuhanan.

Dengan demikian nampak jelas urgensi suatu karakter bagi seorang murid terutama berkaitan dengan kesuksesan belajar mereka dalam mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat dunia dan akhirat.
Karakter murid dapat dibentuk menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu lingkungan yang bersih dan beradab, agar murid dalam menjalani hidupnya menuju kepada pembinaan sifat-sifat positif. Walaupun pada awalnya murid adalah baik, namun karena hidup dalam lingkungan yang tidak baik maka murid dapat mengalami penyimpangan dan perubahan kepribadian sesuai dengan watak lingkungan itu sendiri.

Hubungan guru dan murid dalam pandangan Islam amat dekat sekali, Oleh karena itu tidak benar jika guru memandang muridnya sebagai manusia yang bodoh atau hina. Maka harus sebaliknya guru memandang muridnya sebagai manusia yang cerdas dan mulia yang dapat dididik dalam proses perkembangannya. Begitu pula sebaliknya murid juga tidak boleh memandang guru sebagai orang yang  keras dan suka memukul ataupun yang menghukum, melainkan seorang murid hendaknya memandang guru sabagai manusia yang paling mulia karena mendidik ruh mereka.

Sekali lagi, hubungan antara guru dengan murid amat “dekat” sekali, tetapi jalinan ini tidak boleh meniadakan “jarak” dan rasa hormat murid terhadap guru. Wibawa harus senantiasa ditegakkan, namun “keakraban” juga terjalin. Inilah seni jalinan yang harus diciptakan dalam situasi pendidikan. Maka jelaslah bahwa Islam memandang hubungan guru dan murid  sangat dekat, mereka berdua harus saling “take and give” dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.

Guru itu digugu dan ditiru. Sudah sepatutnya segala perbuatannya menjadi teladan yang baik dan benar bagi murid – muridnya. Tidak hanya untuk menjadi seorang inspirator bagi murid muridnya. Terkadang lebih mudah menjadi murid dibandingkan menjadi guru. Namun semua orang
bisa menjadi guru, termasuk menjadi guru kehidupan. Karena ilmu disekolah memang penting tetapi ilmu kehidupan jauh lebih penting. Menjadi guru dan murid memiliki modal yang sama yaitu mau belajar  (pembelajar).

Ada pepatah mengatakan “ Orang bodoh adalah mereka yang berhenti belajar dan merasa paling pintar hingga berhenti belajar “. Sehebat – hebatnya guru tidak seharusnya dia berhenti belajar dan menganggap kemampuan muridnya selalu dibawah mereka. Karena ketika kemampuan murid – muridnya sudah melebihi kemampuan guru tersebut, saat itulah keberhasilan guru di ukur. Singkatnya, menjadi juara memang membanggakan, tetapi menghasilkan juara juara JAUH LEBIH MEMBANGGAKAN.

Saat kemampuan yang kita miliki melebihi kemampuan yang orang lain miliki, bukan berarti harus berhenti belajar atau malah menyombongkan kemampuan kita. Karena jika itu terjadi, kita akan mudah merasa gengsi ketika orang lain mengalahkan kemampuan kita. Jika seorang guru mempunyai sifat gengsi, sombong dan meremehkan muridnya maka murid manapun tidak akan menaruh respect pada guru tersebut.


Janganlah kita berhenti menjadi pembelajar dan jangan pernah malu untuk berguru. Bergurulah kepada yang berilmu jangan pada mereka yang populer namun tak berilmu. Bagaimana cara kita menjadi pembelajar ? Anggaplah setiap orang yang bertemu dengan kita itu guru. Karena dia pasti memiliki kemampuan yang belum bahkan tidak kita miliki. Seperti kata pepatah “Manusia sederhana selalu bersikap sejago apapun mereka, orang yang mereka temui adalah guru. Karena ada pembelajaran yang bisa diambil dari orang yang dia temui”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar